Selasa, 10 Juni 2014

Public Private Mix (PPM) TB



.PUBLIC PRIVATE MIX (PPM) TB.

VISI :
       "Menuju masyarakat yang bebas TB, sehat, adil dan mandiri".

MISI :
  • Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, termasuk civil society dan sektor swasta untuk pengendalian TB
  • Memastikan tersedianya pelayanan TB yang komprehensif, layak dan berkualitas
  • Memastikan tersedianya sumber daya pengendalian TB
  • Membangun manajemen pengendalian TB yang baik
TUJUAN :
" Menurunkan kematian dan prevalensi TB untuk berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat ".

RAN PPM :
Strategi Nasional Program Pengendalian TB 2011-2014 dengan tema “Terobosan menuju Akses Universal”. Dokumen ini disusun berdasarkan  kebijakan pembangunan nasional 2010-2014, rencana strategis Kementerian Kesehatan 2011-2014 dan strategi global dan regional. Penyusunan strategi nasional ini melibatkan partisipasi  berbagai pihak pemangku kebijakan, pusat dan daerah, organisasi profesi, Gerdunas, komite ahli TB, lembaga swadaya masyarakat, serta mitra internasional.

7 STRATEGI PENGENDALIAN TB

  1. Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS yang bermutu
  2. Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR‐TB, TB anak dan kebutuhan masyarakat miskin serta rentan lainnya
  3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, masyarakat (sukarela), perusahaan dan swasta melalui pendekatan Public‐Private Mix dan menjamin kepatuhan terhadap International Standards for TB Care
  4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB.
  5. Memberikan kontribusi dalam penguatan sistem kesehatan dan manajemen program pengendalian TB
  6. Mendorong komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap program TB
  7. Mendorong penelitian, pengembangan dan pemanfaatan informasi strategis.

SITUASI PPM
  • Sebagian besar masyarakat di dunia maupun di Indonesia masih mencari dan menerima pengobatan dari tenaga kesehatan non TB
  • Diberbagai negara, pelaksanaan DOTS pada layanan publik telah menunjukkan keberhasilannya, tetapi universal akses terhadap layanan TB yang berkualitas tidak mungkin tercapai tanpa adanya upaya sistimatis unt melibataktifkan  peran “all care providers”
  • Dirasakan sangat penting sekali untuk membangun jejaring yang memungkinkan Dokter Praktek Swasta untuk mampu melaksanakan kewajiban kesehatan masyarakatnya dalam melaksanakan layanan TB yang berkualitas
  • Layanan TB cukup  kompleks dan membutuhkan  keahlian dan ketrampilan khusus
  • Layanan TB yang tidak standar akan memicu terjadinya TBMDR/XDR

TUJUAN PROGRAM TB  DI FASYANKES
  • Memastikan semua pasien TB mendapatkan akses layanan DOTS yang berkualitas dengan PENERAPAN ISTC oleh seluruh pemberi pelayanan kesehatan   1) didiagnosis dengan benar, 2) diobati secara standar, 3) dipantau kepatuhan ,  4) ketuntasan berobatnya,  5) tercatat & terlaporkan  Memastikan semua pasien TB tidak memperoleh sub/ over / mis – standar  layanan / tatakelola pasien TB  TB MDR/ XDR


STRATEGI PENGENDALIAN TB YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN PPM 

Strategi 1 : Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS yang bermutu

Deteksi dini dan diagnosis melalui pemeriksaan bakteriologis yang terjamin mutunya
  • intensifikasi penemuan kasus,  pemeriksaan kontak
  • pelaksanaan ISTC
  • meningkatkan kesehatan paru secara komprehensif
- Penyediaan farmasi dan alat kesehatan: Sistem logistik yang efektif dalam menjamin suplai obat      yang kontinyu
  • proses pra‐kualifikasi (white listing)
  • penyimpanan dan distribusi logistik TB yang efektif dan efisien, 
  • sistem informasi alert logistik
- Pengobatan sesuai standar dengan pengawasan dan dukungan yang memadai terhadap pasien
  • Informasi pilihan fasilitas pelayanan , memperhatikan hak‐hak pasien, 
  • edukasi dan PMO
  • Mempermudah akses
  • DOTS berbasis komunitas

Strategi 2: Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, masyarakat (sukarela), 
                   perusahaan dan swasta melalui pendekatan Public‐Private Mix dan menjamin
                   kepatuhan terhadap International Standards for TB Care
  • Memperluas dan melakukan akselerasi keterlibatan rumah sakit dan BBKPM/BKPM dan fasilitas layanan potensial lainnya.
  • Mempromosikan the International Standards for Tuberculosis Care (ISTC)
  • Melibatkan organisasi profesi dan anggotanya
  • Ekspansi layanan kepada dokter praktek swasta


UPAYA YANG DILAKUKAN :
  • Meningkatkan jangkauan layanan DOTS berkualitas melalui pendekatan layanan publik dan private secara komprehensif dan intensifikasi pelacakan kasus (contact tracing)
  • Meningkatkan pelibatan RS, termasuk BUMN dalam layanan DOTS berkualitas melalui akreditasi RS
  • Meningkatkan pelibatan dokter praktek swasta dan dokter spesialis dalam layanan DOTS berkualitas dan memperkuat jejaring dengan layanan laboratorium dan farmasi
  • Melakukan law enforcement terhadap penggunaan obat TB secara rasional sesuai standar ISTC (International Standard for Tuberculosis Care)
  • Peningkatan pemantapan mutu eksternal untuk laboratorium dalam pemeriksaan TB serta memperkuat jejaring laboratorium publik dan swasta 
  • Penguatan upaya-upaya advokasi untuk meningkatkan sumber-sumber pendanaan lokal untuk mendukung pengendalian TB
  • Peningkatan upaya pemberdayaan kesehatan  masyarakat  dalam pengendalian TB
  • Penguatan kelompok terdampak TB dalam jejaring  komunitas  TB (fungsi advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial)
  • Penguatan koordinasi program TB melalui intensifikasi forum jejaring dengan berbagai media massa dan sektor terkait







Materi disampaikan :  dr. Ririn.

0 komentar: